Kota Surabaya selain sebagai kota perdagangan, kota metropolitan kedua setelah Jakarta dan kota dengan segudang penghargaan ternyata juga menyimpan destinasi wisata yang tak sedikit. Tak kurang dari 43 tempat yang dapat dijadikan alternatif tujuan wisata dikota Pahlawan ini.
Untuk menunjang pengetahuan bagi para pengelola objek wisata di Kota Surabaya, Selasa ( 27/10 ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan seminar untuk para pengelola objek wisata di kota Surabaya ini. Kegiatan yang mengambil tema " Marketing dan pengelolaan event untuk Pengelola Wisata Kota Surabaya " ini disampaikan oleh beberapa 3 orang nara sumber yang berkompeten dibidangnya.
M. Shobir Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya menyampaikan bahwa tantangan para pengelola objek wisata kedepan akan lebih besar dengan adanya MEA. Para pengelola harus siap menghadapi persaingan global terkait destinasi wisata, dibutuhkan kreatifitas agar objek wisata yang ada dapat " dijual " tidak hanya untuk wisatawan domistik namun juga keseluruh dunia terutama negara - negara asia.
Untuk menjadikan objek wisata memiliki daya tarik seorang pengelola juga harus pandai dalam mengelola event agar para pengunjung tidak sekali datang ketempat tersebut. Para pengelola diharapkan juga dapat melihat celah - celah peluang untuk membuat event seperti hari jadi kota Surabaya, Hari Pahlawan dan lainnya, demikian penjelasan dari Pak Deden, Direktur salah satu perusahaan pengelola pameran di Jawa Timur namun sudah melanglang buana di nusantara dalan hal pameran.
Hal lain yang menarik, bahwa para pengelola wisata juga harus menguasai cara menjual yang baik agar para wisatawan dapat berkunjung yang diantaranya adalah bagaimana dapat mengemas paket - paket wisata dengan harga yang terjangkau. Dr. Sandi, salah satu pembicara dari SLC Marketing menjelaskan bahwa anggaran untuk wisata di dalam negeri terkadang hampir sama dengan anggaran wisata diluar negeri, hal ini juga akan berdampak terhadap minat bagi wisatawan.
Disbudparta Kota Surabaya yang punya gawe juga berharap agar para pengelola objek wisata dapat bekerjasama antara satu dengan yang lain, saling " menjual " dan berbagi informasi agar semua objek dapat berkembang dengan baik. ( Gatmedia. 30/10 )