BATIK NYLENEH WARGA GUNUNGANYAR TAMBAK
Gatmedia.net - Batik adalah bagian dari budaya bangsa Indonesia, karya seni yang secara turun temurun diwariskan. Hampir disetiap daerah memiliki corak dan ragam batik yang berbeda hal ini menunjukkan kekayaan kreatifitas dari bangsa kita.
Namun ada hal yang berbeda jika kita melihat jenis batik yang dibuat oleh ibu - ibu rumah tangga diwilayah RW.VII Kel. Gununganyar Tambak ini, tak seperti kebanyakan motif batik pada umumnya. Motif batik yang cenderung bebas, tak ada batas kreasi, unik dan selalu ada yang baru sehingga warga kampung ini menamakan dengan batik tulis komtemporer.
Batik hasil kreatifitas kelompok membatik “ Pelangi “ ini menyajikan corak yang berbeda, para pemesan bisa sesuka hati memilih atau mendesign sendiri motiv batiknya sehingga hasil batik sangat spesial dan “ limited edition “ kata orang. Kegiatan membatik dikampung Soka, nama panggilan dari daerah RW.VII ini sudah berlangsung lebih dari 3 tahun. Dilakukan oleh ibu - ibu rumah tangga dan pekerja yang dikerjakan pada waktu luang, “ Kami membatik ini ya pas hari libur saja, sabtu sore dan minggu “ kata salah seorang anggota kelompok. Para ibu - ibu kreatif ini memang mengisi waktu luangnya dengan kegiatan membatik, menuangkan imajinasi dan keinginan seni mereka didalam lukisan dan motiv batiknya. Tak jarang dalam satu kain akan kita jumpai beberapa motiv yang berbeda, hal ini menunjukkan unsur kebebasan dalam berkreasi.
“ Tak ada ketentuan dalam proses design motiv batik disini, semua boleh menuangkan keinginannya dalam proses membatik karena mereka sendiri yang mengerjakan mulai dari awal hingga akhir prosesnya “ kata Bu Ratna, Ketua kelompok membatik Pelangi. Hal yang sangat unik lagi adalah, bahwa setiap orang harus menyelesaikan proses batiknya sendiri, artinya setiap orang akan melakukan membatik ini mulai dari proses awal yaitu menggambar pola atau motivnya, mencanting dan seterusnya hingga akhir proses harus dilakukannya sendiri, tidak boleh dikerjakan oleh orang lain. Kesepakatan yang unik inilah membuat produk batik ini menjadi spesial dan bernilai tinggi karena benar - benar handmate dan personal.
Hingga saat ini, kelompok membatik ini sudah menghasilkan batik banyak sekali, tak hanya orang surabaya saja bahkan batik hasil mereka sudah dijual kekota - kota lain di Indonesia. Karena semangat yang tinggi inilah mereka dibelikan alat membatik atau cantik elektrik oleh mantan lurah mereka Bpk Jaelani yang sangat mendukung warganya. Dengan cantik elektrik ini pekerjaan membatik semakin mudah sehingga siapapun bisa belajar.
Menurut Bu Ratna, tak hanya ibu - ibu yang membatik, remaja karang taruna disini juga ikut membatik disela - sela waktu longgar. Beliau mengajari para remaja itu dengan telaten agar ikut mencintai budaya bangsanya sendiri yaitu membatik.
Ada salah satu kisah unik dari anggota kelompok ini, Bu Tris panggilannya, beliau tidak merelakan hasil batik pertamanya untuk dijual, sudah banyak orang yang menawar untuk membeli hasil batiknya namun tidak dilepas karena menurut bu tris, hasil batiknya ini benar - benar terkenang dalam hatinya. Bagaimana dia belajar membatik dari awal hingga akhir proses sehingga hasil batiknya memiliki kesan tersendiri baginya.
Karena keunikannya itulah, Sabtu ( 13/8 ), team dari Dinas Kominfo Kota Surabaya mendokumentasikan karya batik ibu - ibu kelompok Pelangi ini. Menurut mbak Kiki, salah satu team yang hadir memberikan apresiasi yang luar biasa karena ditengah kesibukan mereka bekerja masih menyempatkan diri untuk berkreasi. Hasil dokumentasi ini akan ditampilkan dalam kegiatan - kegiatan Pertura sebagai prosuk warga Surabaya. ( Cak Met )